Belajar Mengelola Keunganan Pribadi
Pengelolaan keuangan
yang bijak akan selalu menghasilkan sesuatu yang baik, setidaknya untuk diri
sendiri.
tulisan ini juga aku post di kompasiana
Sebagai salah satu
penerima gaji bulanan dan di akhir tahun merasa tidak punya tabungan serta
dibingungkan pertanyaan sendiri kemana hasil kerja selama ini? Apa iya habis
semua? Udah punya aset apa? Ditambah lagi disuguhi tontonan teman-teman sebaya
yang terlihat sudah mapan dan punya karir bagus yang menambah rasa minder
semakin tinggi. Dikarenakan hal tersebut, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
akhir tahun saat mengaudit rekening pribadi, terbesitlah tekad untuk mulai
mengelola penghasilan dengan bijak. Tentu saja awalnya cukup susah dan tidak konsisten
dalam hal mencatat pengeluaran sehari-hari. Butuh banyak trial n error serta
pemaksaan ke diri sendiri agar tetap konsisten dan menemukan pola yang bisa
diatur ulang.
Trial n error
Info pengelolaan
keuangan yang baik bukanlah hal yang sulit dicari di era sekarang ini, buku,
e-book, akun-akun finansial planning, motivator finnancial dan banyak lagi
platform yang sering membagikan, mengedukasi tentang financian planning secara cuma-cuma.
Menerapkan teori a, menurut si b, kata akun si c, dalam praktek sehari-hari
hingga akhirnya menemukan teorinya sendiri yang tentu saja dipelajari dari
teori/tips yang dipelajari. Setelah 3-5 bulan mempelajari pola pengeluaran
sendiri yang dilakukan baik secara pencatatan manual ataupun menggunakan
aplikasi, akhirnya terbentuk pola pengeluaran selama sebulan yang bisa
digunakan sebagai acuan membuat perhitungan yang dirasa paling aman.
Setelah menemukan pola pengeluaran dalam hitungan bulan, akhirnya muncul beberapa kategori pengeluaran wajib yang sudah pasti. Perhitungan nominal mulai disesuaikan dengan besarnya pendapatan, beberpa kategori yang akhirnya bisa aku setir dalam rangka agar punya tabungan dengan kondisi sebagai anak kos di perantauan kurang lebih sebagai berikut,
- Living cost alias bayar kosan
- Anggaran makan, biasanya aku lebihin sekitar 100k dari estimasi buat jaga-jaga kalok pas pengen jajan/nongkrong atau makan diluar budget yang seharusnya
- Body care, sabun/odol/body lotion/deterjen dsb, buat body care kadang ada yang baru abis 2-3 bulan Dana darurat dan tabungan, tapi pada realisasinya merekan berdua masih tergabung menjadi satu akun
- Kuota internet
- Kasih mamak, meski tidak seberapa tapi aku ingin.
Karena belum/tidak
punya kewajiban lain seperti bayar angsuran/pinjaman, aku mulai membiasakan menyisakan
beberapa rupiah untuk mendiami kartu atm operasional. Kadang digunakan untuk
hal-hal yang tidak terduga misal kondangan, tiba-tiba pengen self reward atau
yang lainnya. Meski nominal gaji berpatok di UMR kota istimewa, aku bangga bisa
mengelolanya dengan cukup baik hingga akhirnya tidak lagi benar-benar kehabisan
uang saat tanggal tua dan masih bisa liburan dadakan meski baru sekedar di
tetangga kota hehe.
Oh ya untuk budget aku
selalu bagi setiap kali menerima gaji, budget makan tentu saja senormalnya
harga makanan penyetan/warteg/nasi padang lingkungan mahasiswa dengan estimasi
makan 2-3 kali sehari. Aku bukan coffe lovers dan gak terlalu suka minuman
manis jadi jarang jajan minuman-minuman yang sedang hits, selain itu untuk
meminimalisir pengeluaran aku juga terbiasa cuci/setrika sendiri. Meskipun tetep berpacu sama budget yang udah ditentukan, jangan terlalu jahat/pelit sama diri sendiri ya gaes, aku juga sering jajan/belanja kok hehe.
Konsisten jadi skill yang paling diperlukan dalam prakteknya dan tentu saja ini hanya
ideal bagi diriku sendiri, tanggungan dan gaya hidup menjadi 2 faktor yang
berpengaruh paling besar dari besarnya pengeluaran tiap bulannya. Memilah
antara kebutuhan dan keinginan pada kenyataannya sangat membantu untuk
mengontrol diri agar tidak konsumtif. Mulai belajar dan menerapkan prinsip
hidup minimalis, berani berkata tidak untuk setiap tawaran nongkrong yang memang
tidak ingin, tidak memaksakan diri dengan gaya teman yang tidak sebanding dan
belajar menerapkan prinsip
menunggu beberapa hari untuk meredakan gejolak emosi tiap kali ingin membeli
barang yang bukan kebutuhan tapi masih ragu, setidaknya dari
kebiasaan mengelola keuangan yang sudah dilakukan, aku yakin kontrol diri dari
sifat hedon/konsumtif akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Meski sampai
sekarang masih terus trial n error dalam hal penyesuaian kebutuhan dan
keinginan, setidaknyanya tahun ini aku merasa lebih baik dari tahun sebelumnya.
Untuk teman-teman yang mungkin sedang dalam kondisi yang sama dan ingin mulai
mengatur/mengelolan kuangan pribadi, secara personal hal yang paling utama yang
perlu dimulai adalah membuat list dan memisahkan antara kebutuhan/keinginan
dan selamat menemukan standar idealmu sendiri. Semangatt
Komentar
Posting Komentar