Aku merasa salah Jurusan
Halloo, salam sejahtera. Semoga hari-hari kita
bermanfaat dan menyenangkan ya. Hari ini aku mau cerita secruit rasa awal-awal kuliah. Selamat membacaa
"Aku merasa salah jurusan"
Rasanya pernah mengganjal sekali topik ini, bahkan
sesekali masih kepikiran sampek sekarang. Jadi aku ingin cerita disini. Ini cerita
masih di awal kuliah, masa transformasi dan adaptasi budaya serta kebiasaan
baru dari masa SMA menuju bangku kuliah. Aku rasa awalnya biasa-biasa saja,
yang beda hanya aku sekarang adalah anak kos yang jauh dari rumah yang harus
ekstra belajar mandiri dan mempertanggungjawabkan pendidikanku dengan baik.
Jujur, sebagai anak sosial pandangan pertama untuk
melanjutkan kuliah adalah ke Fakultas Ekonomi ataupun FISIPOL. Rasanya harus
banget dan bangga ketika bisa masuk Fakultas Ekonomi terlebih lagi di
universitas terkemuka. Begitu juga aku, anak IPS yang pernah galau nentuin
jurusan yang mau diambil waktu kuliah yang minim cari info dan kemakan gengsi yang
dibumbui ego (hmm kebayang gk sih betapa labilnya, btw labil sama agak gak niat
tipis juga ya).
Semuanya berawal dari masa pendaftaran SNMPTN dan
SBMPTN. Sebelumnya aku mau berterimakasih sekali kepada almamaterku SMAN 1
Gadingrejo dan segenap guru yang telah amat sangat peduli terhadap kami dan masa
depan kami dan terimakasih atas segala fasilitas serta pelayanan yang luar
biasa. Yaps, SMA ku termasuk salah satu SMA faforit di kota ku, semasa
pendaftaran banyak guru yang menjadi tempat curhat aku dan teman-teman terkait
jurusan di perkuliahan. Tidak hanya itu, semua layanan terkait pendaftaran dan
info beasiswa sekolahku sangat perduli sekali. Galau akan memilih jurusan
ternyata berkepanjangan sampai hari-H dimana harus diputuskan. Aku yang bisa
dibilang waktu itu tidak terlalu mengkomunikasikan masalah ini dengan orangtua
dan tidak terlalu berpikir panjang akan kedepannya bagaimana asal saja seacrh
kampus diluar daerah beserta jurusan-jurusannya dan langsung oke aku pilih ini.
Sebenernya aku pengen banget ambil jurnalistik, tapi
karna suatu hal mimpi itu mendadak ambyar. Aku udah pilih kampus yang jadi
impianku, udah nyupauain gimana caranya sekolah bisa diundang sama kampus
tersebut biar anak didiknya bisa ikut jalur undangan dengan raport.udah
berhasil sih, tapi ternyata (aku yang salah juga) penerimaan mahasiswa baru
jalur undangan yang aku maksud hanya menerima peserta didik yang masuk dalam 20
besar tingkat sekolah. Auto pasrah waktu itu aku, secara sekolahku punya 2
kelas unggulan yang sekolahnya cuman 2 tahun dan yang pasti nilainya diatas
anak-anak reguler dan ya bener aku cuman dapet peringkat ke 54 dari 1 angkatan,
yahh yaudahlah pikirku seenggaknya kalok ada yang minat temen-temen yang
beruntung udah bisa daftar.
Oke next, akhirnya aku pilih jurusan pendidikan yang ada di Fakultas Ekonomi. Awalnya
aku gk ngerti ini jurusan apa dan emang waktu itu gak begitu nyari tau. SNMPTN
aku gagal, SNMPTAIN juga gagal harapanku sati-satunya tinggal SBMPTN. Alhamdulillah
mungkin emang udah rejeki dan jodoh sama ini kota akhirnya aku diterima. Seriously
pas pengumuman udah gak exited mau kuliah, karna beberapa hal sih (khususnya
finansial), tapi berandalkan beasiswa dan rasa pengen berkembang yang
menggebu-gebu waktu itu akhirnya brangkat juga. Waktu itu pikirannya cuman masuk Fakultas Ekonomi udah gitu aja, jadi ngerasa apapun juruannya yang penting Fakultas Ekonomi.
Masa awal-awal kuliah dengan penuh semangat dan
banyak catatan apa yang harus aku gapai bagiku terlewati dengan baik sih,
namunn beberapa moment sempet bikin aku merasa salah jurusan. For exemple, aku
benar-benar baru tersadar bahwa jurusan pendidikan itu dirancang untuk menjadi
seorang guru (ini kebangetan sih, pengen ketawa sama kedodolan sendiri haha),
kedua, merasa jurusanku kalah exist dibanding jurusan lain, ketiga merasa
dianak tirikan sama fakultas, keempat ngerasa jurusanmu gak famous sampek
akhirnya mendekati semester akhir masih ngerasa peluang kerjanya bisa dibilang
sempit dan banyak lagi alasan yang seolah memperkuat anggapan aku salah jurusan.
Sekarang setelah pikirannya lumayan terbuka ternyata
merasa salah jurusan hampir dirasakan sama semua mahasiswa baru. Kalok menurut
pengamatan dan ilmu cocoklogi ku, hal ini terjadi karena kita sedang berada di
masa transformasi dan adaptasi budaya belajar yang berbeda dari masa sekolah di
SMA ke bangku perkuliahan. Rasa kurang siap dengan perubahan dan rasa
membanding-bandingkan yang tidak sebanding juga berpengaruh banget hahha.
Lambat taun setelah ditempa dijurusan yang katanya
salah ini akhirnya bisa mikir juga wkwk. Rasa salah jurusan perlahan pudar
dengan pemikiran yang sedikit dewasa (iya sedikit). Lebih banyak bersyukur dan
menjadikan setiap apa yang sudah terjadi sudah diatur Tuhan dan sebagai pelajaran berharga buat
kehidupan kedepannya. Buat aku sendiri rasa salah jurusan udah aku buang
jauh-jauh, rasanya ternyata sombong sekali kalau sampek masih ngerasa salah
jurusan, secara aku adalah salah satu orang terpilih diterima di jurusanku
sekarang yang melengserkan sekian ribu kandidat calon maba dari seluruh
Indonesia. Iya, dari sekian ribu itu aku, kamu, kita salah satunya yang beruntung dan rasanya sia-sia sekali kalau masih mikir
salah jurusan.
Setidaknya dari perjalanan pendidikanku ini aku jadi
super sadar betapa pentingnya sebuah rencana. Biar cukup aku yang memilih
jurusan cuman karna penasaran dan merasa peluang diterimanya tinggi tanpa
memikirkan kedepannya mau gimana. Untuk generasiku kelak aku akan berusaha mengarahkan
sebaik mungkin tentang pendidikannya, tentang bakatnya dan tentang apa yang
disukainya dan tentang masa depannya (meski tetap Tuhan yang mengatur tapi gak
ada salahnya kan bikin rencana). Ini bukan berarti orangtuaku gk peduli, semuanya murni keputusanku dan ya ternyata jurusan pendidikan adalah jurusan yang diinginkan ibuku, restu ibu emang luar biasa, doanya langsung sampai pada Tuhan. Aku yakin, ini salah satu alasan aku diterima di jurusan pendidikan dan dilancarkannya aku dalam setiap urusan (ya, doa ibu).
Tapi banyak hal yang aku syukuri, Tuhan memang maha
baik. Dengan diterima dijurusanku dan dikampusku aku jadi punya banyak
pengalaman, punya keluarga di perantauan, punya teman-teman yang baik, berada
di lingkungan yang baik dan banyak hal-hal yang gk terduga sebelumnya.
(Alhamdulillah). Untuk kalian yang mungkin punya cerita yang sama denganku dan masih kuliah, sudah buang jauh-jauh rasa salah jurusan, jurusan apapun yang penting kita menjalaninya dengan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Tidak akan tertukar apa-apa yang bakal menjadi milik kita kok :'). Semangat yaah
Rasa salah jurusan berhasil aku kalahkan dan aku
menerima dengan bangga jurusanku. Sekarang aku dan teman-temanku kebanyakan
sudah berhasil lulus dari jurusan yang pada awalnya kita rasa salah. Jurusan pendidikan
nyatanya tidak membatasi kita untuk berkreatifitas ataupun menyempitkan
lapangan pekerjaan yang ada, karna kita punya kemampuan masing-masing. Semangat
untuk teman-temanku yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi, semangat juga
untuk diriku dan teman-temanku yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan,
semoga ilmu yang kita dapat bisa dimanfaatkan dan bermanfaat bagi
kehidupan, semoga kita selalu dalam keberkahan dan keselamatan. Salam cinta
salam perjuangan untuk kalian teman-temanku adik/kakak angkatan dan anak-anak
Pendidikan Administrasi Perkantoran seluruh Indonesia.
Salamm
Komentar
Posting Komentar